Minggu, 11 Desember 2011

Iklan Politik dan Kegagalan Partai Politik


Tidak dapat dipungkiri pembuatan iklan sebenarnya membutuhkan biaya yang relatif mahal dan harganya tidak terkira. Iklan tidak hanya digunakan untuk mempromosikan ataupun memjual suatu produk suatu barang ataupun sebuah jasa, namun kini iklan pada saat ini, iklan dimanfaatkan sebagai suatu sarana dan menjadi suatu medium bagi suatu individu untuk memperkenalkan ataupun menggambarkan seorang tokoh. Di mana pada saat sekarang ini, iklan politik seringkali digunakan sebagai alat untuk memperkenalkan seorang tokoh (super hero) yang diharapkan suatu hari nanti dapat dipilih untuk memenangkan suatu agenda politik, PEMILU contohnya.

Biasanya iklan politik itu seringkali gencar dilakukan pada saat menghadapi pemilihan umum (PEMILU). Di saat masyarakat Indonesia bingung untuk memutuskan siapa yang akan dipilih sebagai orang nomor satu, iklan politik muncul untuk memberikan gambaran atau image tokoh untuk nantinya diberikan suara.

Di mana pada saat ini, iklan politik memerlukan biaya yang sangat besar dan mahalMenurut penelitian pada tahun 2009, di mana biaya iklan Pemilihan Umum (PEMILU)  tahun 2009 mencapai Rp 2,154 triliun. Meningkat sekitar 335  % dibanding Pemilu 2004. Wow..!! Sungguh mengherankan bukan, setiap orang ataupun suatu individu harus merogoh kocek harga yang luar biasa fantastiknya. Berdasarkan angka ini maka dapat dikatakan dan disimpulkan bahwa tokoh politik mulai konsen dengan iklan politik. Dengan meningkatnya persentasi ini dapat simpulkan bahwa iklan politik menjadi hal esensial dan merupakan hal yang lazim untuk negara Indonesia pada saat ini.

Namun pertumbuhan iklan politik tidak sejalan dengan animo dan antusianisme warga untuk melakukan pemilihan suara. Di mana terbukti adanya penurunan jumlah pemilih dari tahun 2004 – 2009. Pemilihan Presiden (Pil-pres) 2004 Putaran 1 (23,47 %), Pil-pres 2004 Putaran 2 (24, 95 %), sedangkan pilpres 2009,  (27,77 %).
 
Kenapa hal tersebut dapat terjadi ?

Di mana iklan mahal yang diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat umum untuk memilih justru gol-put (tidak melakukan pemilihan) yang sangat meningkat drastis

Alasannya beraneka ragam :
-          Iklan politik bukan referensi utama
-          Iklan politik hanya selingan yang menghibur
-          Iklan politik dijadikan rakyat sebagai bahan utama menilai Partai Politik dan kandidat peserta  pemilihan umum (Pemilu)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More